Wednesday, December 3, 2008

Gerejaku sayang, gerejaku malang

Trenyuh rasa hati ini, melihat gereja di mana aku dididik dalam iman, gereja yang aku lihat dibangun atas dasar iman dan kehidupan doa yang kemudian memberkati begitu banyak gereja yang lain, kini tidak lagi mencerminkan kehidupan gereja yang bersumber dari kasih karunia Allah.
Rumah Tuhan yang seharusnya dipenuhi dengan hamba-hamba Allah yang dengan ketulusan hati serta kesetiaan mengabdi kepada Sang Pemberi kasih karunia, kini dipenuhi bahkan dikangkangi oleh segelintir preman-preman yang mengatasnamakan pelayanan kasih kepada Allah.
Kata-kata penuh penghiburan dan pembangkit harapan kini nyaris tak terdengar. Rasa tenang dan damai bergulir menjadi kecemasan dan ketakutan karena intimidasi dan teror yang senantiasa bergaung di setiap lorong bangunan rumah Tuhan.
Pengajaran tentang iman kepada Allah yang harus dihidupi oleh setiap hamba Tuhan yang terlibat di dalam pengembangan kerajaan Allah, seolah pupus dan beralih harapan pada segelintir manusia yang menyebut diri sang penguasa. Tiada lagi asa pada berkat Allah. Yang ada hanyalah penantian terhadap tunjangan rutin.
Pengajaran untuk berbagi berkat terhadap sesama menguap seiring tumbuhnya keserakahan. Persembahan jemaat seolah sekedar upeti yang bisa seenaknya dipakai untuk mengambil keuntungan bagi dirinya sendiri melalui proyek-proyek rekayasa dengan kedok penambahan fasilitas jemaat.
Dahulu suara Tuhan dicari untuk diterjemahkan sesuai kehendak Tuhan, sekarang suara "sang penguasa" diperdengarkan seolah sebagai suara Tuhan. Suara Tuhan bukan lagi dianggap sebagai kedaulatan Allah, tetapi hanya sekedar konfirmasi dari kehendak hati sang penguasa.
Ah... gerejaku sayang....
engkau kini diubah menjadi gereja yang penuh persoalan sengketa, tiada lagi jalan kasih dan kelemahlembutan. Tiada hukum kasih, tetapi hukum rimba. Bukan yang hidup taat dan menuruti firman Allah yang memiliki kuasa dan mengimpartasikan kuasa Ilahi, tetapi yang menguasai keuanganlah yang memegang kekuasaan.
Kebenaran sudah mati! Orang-orang yang dengan berani menyuarakan kebenaran dibunuh karakternya. Penjilat dan pencari muka serta orang-orang yang tidak memiliki iman hidup dengan nyaman di dalamnya. Orang-orang kritis yang punya hati terhadap gereja dan pekerjaan Tuhan dibabat habis, diganti kerbau-kerbau yang telah dicucuk hidungnya dengan jabatan dan sejumlah uang. Ah... sungguh menjijikkan!
Sampai berapa lama Tuhan membiarkan hal seperti ini terus terjadi?
Sungguh malang nasib gerejaku. Tapi aku tahu, bahwa tidak selama-lamanya Tuhan mengijinkan penindasan. Aku tahu gereja di mana aku dididik dan bertumbuh pasti dipulihkan oleh Tuhan, Kepala Gereja.

No comments: